Kamis, 26 Juni 2014

Sifat-Sifat Manusia Sebagai Makhluk Hidup

C. Sifat-sifat Manusia Sebagai Makhluk Hidup
1.      Ikatan-ikatan biologis
Sebagai kontras terhadap eksistensi manusia, maka manusia adalah makhluk biologis yang sampai pada batas-batas tertentu terikat pada kodrat alam. Manusia membutuhkan udara untuk bernafas, makanan dan minuman untuk mempertahankan hidupnya. Untuk memperkembangkan keturunannya, manusia memerlukan pula hubungan seksuil. Susunan syaraf, susunan tulang dan otot, peredaran darah, denyutan jantung, bekerjanya kelenjar-kelenjar dan sebagainya, semuanya sudah diatur secara tertentu dan tidak dapat lagi diubah. Meskipun khayalan kita bisa menembus dimensi ruang dan waktu, tetapi badan kasar kita selalu terikat pada ruang dan waktu.
Dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain, manusia adalah satu-satunya makhluk yang tidak dibekali alat-alat untuk bertahan dalam lingkungannya secara alamiah. Manusia tidak mempunyai bulu tebal untuk melawan dingin, manusia tidak dapat terbang, manusia tidak mempunyai kuku dan taring yang tajam. Semua ini menunjukkan betapa manusia sebagai makhluk biologis sangat lemah. Hanya tingkat kecerdasan yang tinggilah satu-satunya modal manusia untuk tetap bertahan dalam dunia ini.
2.     Makhluk adalah satuan hidup
         Meskipun tiap-tiap makhluk mempunyai bagian-bagian tubu, ada yang sederhana terdiri dari satu atau dua bagian, ada pula yang lebih sempurna terdiri dar ratusan bagian, namun bagian-bagian itu merupakan sebuah kesatuan yang tidak dapat dipisah-pisahkan. Tiap-tiap bagian mempunyai fungsinya sendiri-sendiri dan fungsi-fungsi itu dikoordinasikan untuk makhluk yang bersangkutan beradaptasi terhadap lingkungannya dan bertahan dalam lingkungannya. Bagian-bagian tubuh itu kalau dilepaskan dari organisasi tubuh secara keseluruhan tidak dapat lagi berfungsi. Misalnya, kaki yang alat untuk berjalan. Khususnya pada manusia “jiwa”, kesadaran dan ketidaksadaran juga termasuk dalam satuan hidup tersebut.
3.      Sistem energi yang dinamis
      Sebagai makhluk hidup, manusia selalu membutuhkan energi untuk mempertahankan hidupnya, untuk mengembangkan keturunan, untuk tumbuh dan untuk menyelesaikan tugas-tugasnya.
      Karena kebutuhan akan energi itu,  manusia selalu membutuhkan eneergi dalam tubuhnya. Jumlah energi yang tersedia harus sesuai dengan yang yang diperlukan. Kalau manusia pada suatu saat demikian aktifnya sehingga membutuhkan energi yang melebihi persediaan yang ada, maka akan terjadi hambatan-hambatan dalam pelaksanaan aktivitas-aktivitas tersebut.
4.      Pertumbuhan yang mengikut pola tertentu.
      Pertumbuhan manusia sejak dalam kandungan sudah ditentukan polanya, dan tiap-tiap sel tubuh berkembang sesuai dengan garis perkembangannya masing-masing. Semuanya mengarah kepada suatu tujuan untuk menjadi makhluk manusia dengan organ-organnya yang tersusun secara harmonis. Demikianlah, meskipun pada hari-hari pertama dalam kandungan sel-sel janin nampaknya serupa saja semuanya (homogen), tetapi pada tingkat perkembangan selanjutnya sebagian dari sel-sel itu akan berkembang menjadi jantung, lainnya jadi otak, jadi tangan, kaki dan sebagainya, sehingga akhirnya terjadilah seorang manusia yang sempurna.
5.      Pengaruh proses pematangan terhadap tingkah laku
      Tingkah laku manusia tidak dapat dilepaskan dengan proses pematangan organ-organ tubuh. Seorang bayi misalnya, belum dapat duduk atau berjalan jika organ-organ tubuhnya (tulang punggung, kaki leher dan sebagainya) belum cukup kuat. Contoh klasik daripada proses pematangan anggota tubuh ini adalah anak burung yang sejak menetas  dari telurnya dikurung dalam sangkar. Pada suatu saat setelah beberapa lama ia dikurung itu, ia akan langsung terbang kalau sangkarnya dibuka, sekalipun ia tidak pernah belajar terbang sebelumnya.
      Pada manusia gejala ini nampak pada anak-anak suku Indian tertentu di Amerika yang selama masa bayinya terus-menerus diikat di punggung ibunya. Pada suatu saat bila organ-organ tubuhnya sudah cukup matang, ia  dapat langsung berjalan tanpa harus belajar dahulu.

D. Manusia sebagai Makhluk Sosial
  Di dalam kehidupannya, manusia tidak hidup dalam kesendirian. Manusia memiliki keinginan untuk bersosialisasi dengan sesamanya. Ini merupakan salah satu kodrat manusia adalah selalu ingin berhubungan dengan manusia lain. Hal ini menunjukkan kondisi yang interdependensi.
Di dalam kehidupan manusia selanjutnya, ia selalu hidup sebagai warga suatu kesatuan hidup, warga masyarakat, dan warga negara. Hidup dalam hubungan antaraksi dan interdependensi itu mengandung konsekuensi-konsekuensi sosial baik dalam arti positif maupun negatif. Keadaan positif dan negatif ini adalah perwujudan dari nilai-nilai sekaligus watak manusia bahkan pertentangan yang diakibatkan oleh interaksi antarindividu.
Tiap-tiap pribadi harus rela mengorbankan hak-hak pribadi demi kepentingan bersama Dalam rangka ini dikembangkanlah perbuatan yang luhur yang mencerminkan sikap dan suasana kekeluargaan dan kegotongroyongan. Pada zaman modern seperti saat ini manusia memerlukan pakaian yang tidak mungkin dibuat sendiri.

Tidak hanya terbatas pada segi badaniah saja, manusia juga mempunyai perasaaan emosional yang ingin diungkapkan kepada orang lain dan mendapat tanggapan emosional dari orang lain pula. Manusia memerlukan pengertian, kasih sayang, harga diri pengakuan, dan berbagai rasa emosional lainnya. Tanggapan emosional tersebut hanya dapat diperoleh apabila manusia berhubungan dan berinteraksi dengan orang lain dalam suatu tatanan kehidupan bermasyarakat.
Dalam berhubungan dan berinteraksi, manusia memiliki sifat yang khas yang dapat menjadikannya lebih baik. Kegiatan mendidik merupakan salah satu sifat yang khas yang dimiliki oleh manusia. Imanuel Kant mengatakan, "Manusia hanya dapat menjadi manusia karena pendidikan". Jadi jika manusia tidak dididik maka ia tidak akan menjadi manusia dalam arti yang sebenarnya. Hal ini telah terkenal luas dan dibenarkan oleh hasil penelitian terhadap anak terlantar. Hal tersebut memberi penekanan bahwa pendidikan memberikan kontribusi bagi pembentukan pribadi seseorang.
Dengan demikian manusia sebagai makhluk sosial berarti bahwa disamping manusia hidup bersama demi memenuhi kebutuhan jasmaniah, manusia juga hidup bersama dalam memenuhi kebutuhan rohani

Tidak ada komentar:

Posting Komentar